Lonjakan tren penggunaan fitur kecerdasan buatan (AI) generatif untuk membuat foto, avatar, dan konten instan di berbagai platform media sosial memicu peringatan dari pakar keamanan siber. Pengguna didesak untuk lebih berhati-hati terhadap kebijakan privasi yang memungkinkan data mereka digunakan untuk melatih model AI.
🚨 Bahaya Data Input Digunakan Model AI
Menurut **Prof. Dr. Irma Susanti, Kepala Pusat Studi Keamanan Siber Universitas Gadjah Mada (UGM)**, risiko terbesar terletak pada data yang dimasukkan pengguna (input data), termasuk foto-foto pribadi atau bahkan data sensitif lainnya.
"Ketika Anda mengizinkan aplikasi pihak ketiga atau fitur AI ini mengakses galeri atau data profil Anda, Anda secara implisit menyetujui data tersebut menjadi 'bahan bakar' untuk melatih AI mereka. Ini bukan hanya tentang wajah Anda, tapi juga metadata lokasi, waktu, dan kebiasaan digital yang terlampir," jelas Prof. Irma dalam seminar daring, Selasa (19/11/2025).
Ilustrasi: Tren AI generatif meningkatkan risiko privasi data.
⚖️ Pemerintah Desak Transparansi Kebijakan
Menanggapi kekhawatiran publik, **Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo)** mendesak agar semua platform media sosial yang menggunakan AI generatif untuk memublikasikan kebijakan penggunaan data mereka secara transparan.
**Kepala Biro Humas Kominfo, Bapak Dani Mahendra,** mengimbau pengguna agar selalu membaca detail *Terms and Conditions* (Syarat dan Ketentuan) sebelum menggunakan fitur baru apa pun, terutama yang melibatkan izin akses data. "Kami sedang merumuskan regulasi tambahan untuk melindungi hak digital konsumen di tengah maraknya fitur AI," tambahnya, merujuk pada undang-undang perlindungan data pribadi yang sedang dikaji.
Pastikan akun media sosial Anda aman dari akses pihak ketiga.
Tags: #AIGeneratif #KebocoranData #KeamananSiber #Kominfo #Privasi


Posting Komentar untuk " 🛡️ Penggunaan Fitur AI Generatif Media Sosial, Pakar Ingatkan Risiko Kebocoran Data Pribadi"