Pembangunan infrastruktur masif seringkali dielu-elukan sebagai kunci pembuka gerbang perekonomian daerah. Namun, di Sumatera Selatan (Sumsel), terdapat sebuah kisah kontradiktif mengenai investasi besar yang bertemu dengan realitas tingkat penggunaan yang rendah. Inilah fakta mengenai jalan tol tersepi di Sumatera Selatan, sebuah proyek ambisius yang menelan anggaran fantastis senilai Rp15,68 triliun.
Jalan tol yang dimaksud adalah bagian dari jaringan Tol Trans Sumatera (TTS). Proyek ini, yang dibiayai miliaran rupiah, dibagi menjadi dua seksi utama: Seksi 1 Simpang Indralaya - Prabumulih sepanjang 63,50 km dan Seksi 2 Prabumulih - Muara Enim sepanjang 56,85 km. Meskipun menghabiskan dana yang luar biasa besar, jalan tol ini dilaporkan menjadi salah satu yang paling minim volume kendaraannya di Sumsel.
Ogan Ilir: Kontras Kemiskinan dan Infrastruktur Megah
Ironisnya, infrastruktur megah ini dibangun di Kabupaten Ogan Ilir (OI), yang berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga November 2025, menyandang predikat sebagai daerah dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Sumatera Selatan.
Data BPS menunjukkan bahwa Ogan Ilir memiliki jumlah penduduk miskin mencapai 53,21 ribu jiwa, dengan persentase kemiskinan mencapai 11,69 persen. Angka ini menempatkan OI sebagai salah satu yang tertinggi di provinsi tersebut. Kemiskinan di wilayah ini dipicu oleh berbagai faktor struktural, termasuk rendahnya kualitas pendidikan dan kesehatan masyarakat, serta tantangan dalam aspek ekonomi dan infrastruktur.
Keputusan untuk membangun jalan tol dengan investasi sebesar Rp15,68 triliun di tengah kantong kemiskinan ini menjadi sorotan, mengingat statusnya sebagai tol tersepi saat ini.
Harapan Masa Depan: Pendorong Ekonomi dan Pariwisata
Meskipun saat ini volume kendaraan masih rendah, pembangunan Tol Indralaya-Prabumulih dan segmen lanjutannya memiliki tujuan jangka panjang yang strategis. Proyek ini diharapkan dapat menjadi intervensi pembangunan untuk mengatasi masalah sosial dan ekonomi di Ogan Ilir.
Melalui kemudahan akses yang ditawarkan oleh jalan tol ini, Pemerintah berharap dapat meningkatkan sektor perekonomian lokal, memacu pertumbuhan bisnis, dan secara khusus menumbuhkan tempat wisata di sekitar Ogan Ilir. Akses yang mudah dan cepat diharapkan mampu menarik investasi dan wisatawan, yang pada akhirnya akan menciptakan lapangan kerja dan mengurangi angka kemiskinan di wilayah tersebut.
Pembangunan Tol Trans Sumatera di Ogan Ilir adalah pertaruhan besar. Meskipun saat ini statusnya adalah tol tersepi di Sumsel, seluruh pihak menanti realisasi dampak positifnya dalam jangka panjang sebagai mesin penggerak ekonomi yang mampu mengangkat derajat hidup masyarakat di daerah yang paling membutuhkan.

Posting Komentar untuk "Mengungkap Fakta Tol Tersepi di Sumatera Selatan: Investasi Rp15,68 Triliun di Daerah dengan Tingkat Kemiskinan Tertinggi"