Update Tragedi Ponpes Al Khoziny 12 Oktober 2025: Identifikasi Jenazah Terus Berlanjut, Total Korban Meninggal Mencapai 63 Jiwa
Sembilan hari berlalu sejak musibah ambruknya bangunan musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin, 29 September 2025. Perhatian publik dan kerja keras tim gabungan masih berpusat pada penanganan korban, terutama proses identifikasi jenazah.
Berikut adalah ringkasan informasi dan perkembangan terkini tragedi Ponpes Al Khoziny per Minggu, 12 Oktober 2025:
Data Korban Terbaru: 63 Santri Meninggal Dunia
Berdasarkan data terakhir yang dikonfirmasi oleh otoritas seperti Kementerian Sosial (Mensos) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Jawa Timur, berikut adalah rincian data korban:
| Kategori Korban | Jumlah | Keterangan Tambahan |
|---|---|---|
| Meninggal Dunia | 63 Orang | Beberapa sumber menyebutkan 67 orang (termasuk 8 body parts yang masih diidentifikasi). Angka 63 adalah korban jiwa yang utuh. |
| Luka Berat | 24 Orang | Mendapatkan perawatan intensif. |
| Luka Ringan | 74 Orang | Mayoritas telah selesai menjalani perawatan. |
| Total Korban | 171 Orang | Rinciannya: 104 selamat dan 67 meninggal/body parts (data Basarnas per 7 Oktober). |
Proses Identifikasi DVI Berlanjut
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur terus bekerja keras di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk memastikan identitas jenazah. Hingga Jumat, 10 Oktober 2025, dilaporkan bahwa total 50 jenazah telah berhasil teridentifikasi.
Proses ini melibatkan pencocokan data antemortem (data sebelum kematian, seperti sidik jari, rekam medis, dan foto) dari keluarga korban dengan data postmortem (data setelah kematian) dari jenazah. Sejumlah korban yang telah teridentifikasi berasal dari berbagai daerah, termasuk Sidoarjo, Surabaya, Pasuruan, Bangkalan, hingga Bogor dan Semarang.
Penyebab Tragedi: Kegagalan Konstruksi Murni
Hasil investigasi awal yang melibatkan Tim Puslabfor Polri dan ahli konstruksi menyimpulkan bahwa ambruknya bangunan musala berlantai tiga (sebagian menyebut empat) tersebut murni disebabkan oleh faktor non-alam atau kegagalan konstruksi.
Beberapa dugaan utama penyebab runtuhnya bangunan tersebut meliputi:
* Lemahnya Struktur: Pondasi dan tiang yang diduga tidak mampu menopang beban berlebih, terutama saat bangunan sedang dalam tahap renovasi atau pengecoran lantai atas.
* Aktivitas di Atas dan Bawah: Beberapa laporan menyebutkan adanya aktivitas pengecoran beton baru di bagian atas saat santri sedang melaksanakan salat Ashar berjamaah di lantai bawahnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai Standar Operasional Prosedur (SOP) keselamatan.
* Tidak Memiliki IMB: Beberapa pihak menduga bangunan musala tersebut tidak memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB) yang memadai sesuai standar konstruksi fasilitas publik.
Jaminan Pemerintah dan Proses Hukum
Tragedi ini menjadi sorotan nasional dan memicu perhatian serius dari pemerintah.
* Jaminan Sosial dan Pendidikan: Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf memastikan pemerintah akan memberikan pendampingan sosial, bantuan kesehatan, dan jaminan kelanjutan pendidikan (beasiswa) bagi seluruh korban, terutama santri yang mengalami disabilitas permanen akibat insiden ini.
* Audit Bangunan Pesantren: Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah menginstruksikan audit komprehensif terhadap seluruh 129 pesantren di Sidoarjo, bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), guna memastikan semua konstruksi memenuhi standar keselamatan.
* Proses Hukum: Pihak kepolisian, yaitu Polda Jatim, telah menegaskan akan memproses hukum kasus ini dan menyelidiki adanya unsur kelalaian manusia atau pelanggaran konstruksi yang menyebabkan insiden tragis ini. Keluarga korban juga telah menuntut agar proses hukum ditegakkan seadil-adilnya.
Meskipun evakuasi fisik telah selesai, penanganan korban Al Khoziny kini berfokus pada pemulihan psikologis dan penyelesaian proses identifikasi, serta penegakan hukum untuk mencegah terulangnya bencana serupa.
Posting Komentar untuk "Update Tragedi Ponpes Al Khoziny 12 Oktober 2025: Identifikasi Jenazah Terus Berlanjut, Total Korban Meninggal Mencapai 63 Jiwa"