Jakarta – Kekalahan tipis Timnas Indonesia 2-3 dari Arab Saudi pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 menjadi sorotan tajam bagi pecinta sepak bola Tanah Air. Alih-alih mengapresiasi perjuangan Skuad Garuda, perhatian publik dan pengamat justru tertuju pada keputusan kontroversial dari pelatih kepala, Patrick Kluivert.
Mimpi untuk lolos ke Piala Dunia 2026 kini berada di ujung tanduk, dan kritik pedas pun meledak di media sosial dengan tagar #PatrickOut yang sempat menjadi trending. Lantas, apa saja blunder fatal Patrick Kluivert yang menjadi pemicu sorotan ini?
Blunder Fatal Patrick Kluivert dalam Laga Krusial
Kekalahan di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, memunculkan sejumlah tanda tanya besar terkait strategi dan pemilihan pemain oleh eks bintang Barcelona tersebut.
1. Perubahan Formasi dan Eksperimen Lini Belakang
Keputusan paling disorot adalah perubahan skema dari tiga bek (yang terbukti solid di pertandingan sebelumnya) menjadi empat bek (4-3-3).
* Korban Taktik: Strategi empat bek ini dinilai tidak efektif dan membuat pertahanan Timnas Indonesia menjadi "bolong" serta mudah dieksploitasi oleh serangan cepat Arab Saudi.
* Yakob Sayuri di Bek Kanan: Keputusan memainkan winger lincah, Yakob Sayuri, sebagai bek kanan murni menuai kritik keras. Posisi ini bukan posisi naturalnya (di klub Malut United, ia lebih sering bermain ofensif). Akibatnya, sisi kanan pertahanan Garuda menjadi titik lemah yang berulang kali dieksploitasi, bahkan berujung pada hukuman penalti bagi Timnas.
2. Opsi Gelandang dan Pencadangan Thom Haye
Lini tengah Timnas juga menjadi sasaran kritik setelah Kluivert memutuskan mencadangkan Thom Haye, gelandang yang dikenal sebagai pengatur ritme permainan (deep-lying playmaker).
* Starter Marc Klok: Kluivert memilih menduetkan Marc Klok dan Joey Pelupessy di double pivot. Klok, yang jam terbang kompetitifnya minim, dinilai tampil jauh dari optimal. Penampilannya terlihat kesulitan dalam duel fisik dan akurasi umpan yang rendah, bahkan sempat menjadi pemicu gol pertama Arab Saudi akibat kesalahan sapuan.
* Permainan Lebih Cair Setelah Pergantian: Permainan Timnas Indonesia justru terlihat jauh lebih hidup, agresif, dan cair setelah Thom Haye dan striker murni Ole Romeny dimasukkan di babak kedua. Hal ini seolah membenarkan bahwa pemilihan starting line-up Kluivert di babak pertama adalah sebuah kesalahan.
Reaksi dan Tuntutan Evaluasi
Kekalahan ini membuat Manajer Timnas, Sumardji, angkat bicara dan menuntut evaluasi kritis agar blunder pemilihan starting line-up tidak terulang di laga berikutnya melawan Irak.
Sementara itu, Patrick Kluivert sendiri mengakui dua kesalahan utama Timnas, yaitu "tidak mampu menjaga kendali permainan setelah unggul 1-0" dan "kebobolan gol-gol mudah". Ia tetap memuji perjuangan para pemain yang sudah "bertarung seperti singa," namun desakan pemecatan atau #PatrickOut semakin menguat.
Momen Penentuan: Melawan Irak
Dengan kekalahan ini, perjuangan Timnas Indonesia menuju Piala Dunia 2026 menjadi sangat berat. Laga berikutnya melawan Irak pada Minggu (12/10/2025) dini hari WIB akan menjadi pertandingan hidup-mati.
Semua mata kini tertuju pada Patrick Kluivert. Ia harus membuktikan bahwa evaluasi telah dilakukan dan mampu meracik formasi serta komposisi pemain terbaik, termasuk memanfaatkan potensi penuh dari pemain naturalisasi seperti Calvin Verdonk yang diharapkan bisa comeback, demi menjaga asa Indonesia di pentas dunia. Kemenangan mutlak atas Irak adalah harga mati.
Posting Komentar untuk "Patrick Kluivert Dihujani Kritik Usai Timnas Indonesia Tumbang 2-3 dari Arab Saudi: Blunder Taktik dan Opsi Pemain Dipertanyakan"