Purbaya: Penempatan Dana Pemerintah ke Bank Jabar "Bahaya", Soroti Masalah Internal Bank BJB
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) bersama Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) bersiap mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (18/9/2025). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/nz
Jakarta – Kebijakan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dalam menempatkan dana negara yang menganggur di bank-bank BUMN dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) terus menjadi perhatian publik. Setelah menyalurkan likuiditas besar kepada bank-bank Himbara dan mempertimbangkan Bank Jakarta serta Bank Jatim, kini fokus tertuju pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (Bank BJB).
Namun, respons mengejutkan datang langsung dari Menteri Keuangan Purbaya. Ia secara tegas menyatakan keengganannya untuk menempatkan dana pemerintah ke Bank Jabar dalam waktu dekat.
Purbaya: "Enggak Dulu, Bahaya"
Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan menyalurkan dana negara ke Bank BJB, Purbaya Yudhi Sadewa memberikan jawaban yang lugas dan penuh kehati-hatian.
"Bank Jabar kan ada masalah yang kemarin-kemarin. Saya enggak mau sentuh dulu nanti saya bahaya. Udah tahu kan?" ujar Purbaya.
Pernyataan ini mengindikasikan bahwa Kementerian Keuangan di bawah kepemimpinan Purbaya sedang mencermati secara serius isu-isu atau masalah internal yang pernah menimpa Bank BJB. Meskipun tidak merinci masalah yang dimaksud, sinyal kehati-hatian Purbaya sangat jelas: faktor risiko dan track record manajemen menjadi penentu utama dalam memilih bank tempat penempatan dana APBN.
Prinsip Kehati-hatian dalam Penempatan Dana Negara
Sikap Purbaya Yudhi Sadewa ini sejalan dengan prinsip yang ia usung sejak awal menjabat: memastikan dana APBN ditempatkan di bank yang betul-betul clean atau bersih dari catatan masalah.
Sebelumnya, sejumlah Bank Pembangunan Daerah (BPD) memang menunjukkan ketertarikan untuk mendapatkan jatah penempatan dana negara, mengikuti jejak bank-bank BUMN yang telah lebih dulu menerima suntikan likuiditas. Bank Jatim dan Bank Jakarta menjadi dua BPD yang saat ini sedang dipertimbangkan serius oleh Purbaya.
Keputusan Menteri Keuangan untuk selektif dalam memilih bank menunjukkan komitmen pemerintah untuk meminimalkan risiko terhadap uang negara.
Dana yang ditempatkan bertujuan untuk memutar roda ekonomi melalui penyaluran kredit, terutama ke sektor riil dan UMKM di daerah.
Oleh karena itu, rekam jejak yang baik dalam pengelolaan dana dan tingkat kesehatan bank adalah syarat mutlak.
Dengan adanya "masalah" yang disinggung Purbaya, Bank BJB terpaksa harus menunggu dan mungkin perlu menyelesaikan isu internalnya terlebih dahulu sebelum dapat meyakinkan Kementerian Keuangan untuk menempatkan dana pemerintah.
Kini, Bank BJB diharapkan dapat segera mengatasi isu yang menjadi sorotan Purbaya Yudhi Sadewa agar peluang mendapatkan penempatan dana negara, yang sangat potensial untuk menggerakkan perekonomian Jawa Barat, tidak tertutup.
Sumber : Tirto.id

Posting Komentar untuk "Purbaya: Penempatan Dana Pemerintah ke Bank Jabar "Bahaya", Soroti Masalah Internal Bank BJB"