Pensiun Bukan Berarti Diam! Toni Kroos Terus Bersuara, Serang Barcelona hingga Buka Borok Real Madrid
Pensiun Dini dan Kebebasan Berpendapat
Keputusan Toni Kroos untuk gantung sepatu di usia 34 tahun, saat masih berada di puncak performa dan baru saja membawa Real Madrid meraih gelar La Liga dan Liga Champions, sempat mengejutkan banyak pihak. Namun, bagi Kroos, pilihannya sudah bulat. "Saya tahu kapan saatnya berhenti," ujarnya kala itu.
Meskipun sudah meninggalkan lapangan hijau, mantan jenderal lini tengah Jerman dan Real Madrid ini tidak benar-benar menjauh dari dunia sepak bola. Lewat podcast-nya bersama sang saudara, Felix Kroos, serta melalui media sosial, Kroos justru semakin aktif dan berani melontarkan kritik tajam terhadap berbagai isu di jagat si kulit bundar.
Kebebasan ini tampaknya menjadi cara Kroos untuk tetap memiliki pengaruh tanpa terikat oleh klub atau federasi, menunjukkan kepribadian yang tegas dan independen.
Sindiran Pedas untuk Barcelona dan Hansi Flick
Salah satu target kritik terbaru Kroos adalah rival abadi Real Madrid, Barcelona, terutama di bawah asuhan pelatih baru mereka, Hansi Flick—mantan bos Kroos di Timnas Jerman.
Kroos menyindir gaya kepelatihan Flick yang dianggapnya terlalu fanatik pada disiplin. "Flick terlalu fanatik dengan disiplin. Di Madrid, orang akan tertawa kalau ada aturan seperti itu," ujar Kroos dengan nada sarkastik.
Kritik ini tidak berhenti di sana. Ia bahkan menyinggung mentalitas di Real Madrid yang cenderung lebih santai dalam beberapa hal. "Di sini, kadang pelatih yang datang terlambat, kadang pemain. Tidak masalah, itu soal mentalitas," tambahnya, mengesankan bahwa aturan yang terlalu ketat mungkin tidak akan berfungsi di lingkungan klub sebesar Real Madrid.
Mendirikan Akademi dan Tetap Dekat dengan Sepak Bola
Meski tidak tertarik menjadi pelatih dalam waktu dekat, Kroos membuktikan ia tetap berdedikasi pada perkembangan sepak bola melalui jalur lain. Ia kini fokus mengelola Toni Kroos Academy yang berlokasi di Boadilla del Monte, Spanyol.
Akademi ini menjadi wadah bagi Kroos untuk berbagi pengalaman dan pengetahuannya, serta membuka kelas bagi bibit-bibit pemain muda. Selain itu, ia juga melanjutkan kegiatan podcast-nya, memastikan suaranya—dan kritik-kritiknya—tetap terdengar di komunitas sepak bola global.
Kesimpulan: Kroos Pensiun, tetapi Semangat Kritik Tetap Menyala
Toni Kroos mungkin telah pensiun dari bermain secara profesional, tetapi peran dan pengaruhnya dalam sepak bola belum usai. Dari mendirikan akademi hingga melontarkan kritik keras terhadap rival seperti Barcelona dan bahkan "borok" internal di Real Madrid, Kroos telah menemukan cara baru untuk menjadi sorotan.
Keputusannya untuk pensiun di puncak karier memberinya platform unik: seorang legenda yang bebas berbicara. Dan nampaknya, dunia sepak bola akan terus mendengarkan apa yang Kroos katakan selanjutnya.

Posting Komentar untuk "Pensiun Bukan Berarti Diam! Toni Kroos Terus Bersuara, Serang Barcelona hingga Buka Borok Real Madrid"