Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Luhut Akui Keuangan Proyek Kereta Cepat Whoosh "Sudah Busuk" Sejak Awal, Tegaskan Solusi Restrukturisasi Tanpa APBN

 

Luhut Binsar Pandjaitan meminta Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menyuntik dana sebesar Rp50 triliun ke Indonesia Investment Authority (INA). (Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)



Jakarta – Polemik dan masalah keuangan seputar proyek Kereta Cepat Whoosh (Jakarta-Bandung) kembali menjadi sorotan publik setelah Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, angkat bicara. Dalam sebuah kesempatan, Luhut secara terang-terangan mengakui bahwa kondisi keuangan proyek kereta cepat tersebut "sudah busuk" sejak awal pengerjaan.

Pengakuan ini bukan tanpa alasan, mengingat Luhut terlibat aktif dalam upaya penyehatan proyek infrastruktur strategis ini sejak awal. Ia merasa perlu memberikan klarifikasi di tengah perbincangan hangat mengenai penyelesaian utang Kereta Cepat Whoosh dan kemungkinan penggunaaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Permasalahan Keuangan Whoosh dan Upaya Perbaikan

Luhut menjelaskan bahwa dirinya menerima proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dalam kondisi yang sudah bermasalah dari sisi keuangan. "Saya terima sudah busuk itu barang," tegasnya, menyoroti kompleksitas masalah yang ada.

Meskipun demikian, Luhut optimis bahwa setiap permasalahan memiliki solusi. Pemerintah, melalui kerja sama yang solid, telah melakukan langkah-langkah perbaikan, termasuk audit komprehensif oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sebelum akhirnya melakukan negosiasi dengan pihak China.

Restrukturisasi Utang: Jawaban Tanpa Bebani APBN

Isu sensitif yang paling banyak disorot adalah mengenai penggunaan APBN Whoosh untuk menalangi pembengkakan biaya (cost overrun) dan melunasi utang kepada China Development Bank (CDB). Luhut dengan tegas membantah spekulasi tersebut.

"Kita ribut soal Whoosh, masalahnya apa sih? Whoosh itu kan tinggal restrukturisasi saja. Siapa yang minta APBN? Tak ada yang pernah minta APBN," ujar Luhut, menegaskan bahwa solusi yang diambil adalah melalui proses restrukturisasi utang.

Proses restrukturisasi ini, menurut Luhut, telah disepakati oleh pihak China dan saat ini hanya tinggal menunggu penerbitan Keputusan Presiden (Keppres) untuk membentuk tim restrukturisasi. Langkah serupa juga pernah berhasil diterapkan pada proyek infrastruktur lain seperti LRT Jabodebek.

Luhut berharap publik dapat memandang proyek ini berdasarkan data dan tidak terpancing oleh komentar yang hanya bertujuan mencari popularitas murahan tanpa menguasai fakta. Ia menekankan bahwa proyek ini berbasis data, dan siapapun yang ingin mengetahui detailnya dipersilakan untuk mencari informasi yang akurat.

 * Informasi Jelas: Artikel menyajikan ringkasan poin-poin penting dari berita, yaitu pengakuan masalah, penolakan APBN, dan solusi yang diusulkan (restrukturisasi).

* Jagan Lupa Nonton Live Streaming Sepakbola Dan Lainnya Terupdate Hanya Di www.lvoplayer.com


Sumber : tempo.co

Posting Komentar untuk "Luhut Akui Keuangan Proyek Kereta Cepat Whoosh "Sudah Busuk" Sejak Awal, Tegaskan Solusi Restrukturisasi Tanpa APBN"