Bom Waktu Utang Whoosh: Solusi Tegas Purbaya, Danantara, dan Tim Khusus Luhut
. Foto: Kereta Cepat Whoosh. (Dok. KCIC)
Proyek mercusuar Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh kini menghadapi polemik besar: beban utang yang disebut sebagai "bom waktu" bagi neraca keuangan PT Kereta Api Indonesia (PT KAI). Direktur Utama PT KAI bahkan mengakui proyek ini menjadi beban serius.
Untuk menyelesaikan lilitan utang ini, tiga pihak kunci—Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Badan Pengelola Investasi (Danantara), dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (Luhut Binsar Panjaitan)—telah mengambil sikap dan langkah strategis. Lalu, bagaimana solusi yang ditawarkan?
1. Kegelisahan Utang Whoosh: "Bom Waktu" bagi PT KAI
Beban utang proyek Whoosh telah membebani neraca keuangan PT KAI (Persero), yang merupakan pemimpin konsorsium BUMN, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI).
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin, sempat menegaskan bahwa proyek mega ini memang menjadi "bom waktu" bagi perusahaan. Permasalahan utang ini muncul karena ekuitas perusahaan yang terlalu kecil dibandingkan nilai pinjaman proyek.
2. Kepastian Purbaya: APBN Tidak Menanggung Utang Kereta Cepat
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengambil sikap tegas terkait polemik utang ini. Ia memastikan bahwa pemerintah tidak memiliki kewajiban untuk menanggung utang proyek Whoosh dan tidak akan ada uang APBN yang digunakan untuk melunasi utang kereta cepat.
Purbaya meyakini bahwa selama struktur pembayarannya tertata dengan baik dan transparan, pihak pemberi pinjaman, yaitu China Development Bank (CDB), tidak akan mempersoalkan. Ia juga menekankan bahwa Danantara memiliki kapasitas untuk menambal cicilan utang Whoosh yang ditaksir mencapai Rp2 triliun per tahun.
3. Strategi Danantara: Suntikan Modal dan Opsi Aset Negara
Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara kini berupaya aktif mencari solusi penyelesaian utang PT KAI.
Menurut Chief Operating Officer Danantara, Dony Oskaria, salah satu opsi utama yang dipertimbangkan adalah melalui suntikan modal (penambahan modal ekuitas) karena nilai pinjaman proyek Whoosh yang sangat besar.
Opsi penting lainnya yang tengah dibahas bersama pemerintah adalah mempertimbangkan model Badan Layanan Umum (BLU), yaitu menjadikan sebagian infrastruktur KCIC dapat dikategorikan sebagai aset milik negara.
Meskipun demikian, Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, dengan tegas menolak opsi pembayaran utang menggunakan dividen BUMN yang dikelola oleh lembaga investasi tersebut. Ia menegaskan dana tersebut sepenuhnya hanya untuk kebutuhan investasi.
4. Langkah Luhut: Restrukturisasi Utang dan Tim Khusus Keppres
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Panjaitan, turun tangan untuk membereskan polemik utang ini. Luhut menegaskan bahwa opsi restrukturisasi utang dinilai sebagai langkah yang paling tepat untuk dilakukan.
Luhut mengungkapkan, proses restrukturisasi ini sebetulnya sudah disepakati oleh pihak China sebelum masa pergantian kepemimpinan. Untuk melanjutkan perundingan yang sempat terhenti, Presiden berencana membentuk tim khusus penanganan utang Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan dibentuk melalui penerbitan Keputusan Presiden (Keppres).
Rincian Utang Proyek Whoosh
Proyek Kereta Cepat Whoosh menelan total biaya sekitar US$7,26 miliar (setara Rp119,79 triliun), termasuk pembengkakan biaya (cost overrun) sebesar US$1,21 miliar. Mayoritas pendanaan (75%) bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB) dengan tenor 40-45 tahun.
Secara spesifik, utang yang harus ditanggung oleh konsorsium BUMN (PSBI) dari total investasi awal dan cost overrun ditaksir mencapai sekitar US$3,26 miliar atau sekitar Rp54 triliun.
Kesimpulan
Utang Whoosh bukan sekadar beban finansial, melainkan masalah yang harus diselesaikan tanpa membebani kas negara. Dengan penolakan tegas penggunaan APBN oleh Purbaya, opsi suntikan modal dan BLU dari Danantara, serta rencana pembentukan tim khusus Keppres oleh Luhut, semua pihak kini fokus pada skema restrukturisasi utang untuk memastikan proyek ini terus berjalan melayani masyarakat tanpa membahayakan kesehatan finansial BUMN.
Sumber : cnbcindonesia.com

Posting Komentar untuk "Bom Waktu Utang Whoosh: Solusi Tegas Purbaya, Danantara, dan Tim Khusus Luhut"